Kisah 2 kuda
Di dekat rumah ada sebuah bidang tanah, dengan dua ekor kuda di tanah itu. Dari kejauhan, masing-masing kuda tidak ada bedanya dengan kuda lain.
Tetapi jika Anda melihat lebih dekat, Anda akan melihat sesuatu yang sangat menarik. Ya, salah satu kuda itu buta.
Pemiliknya sebenarnya tidak ingin memiliki kuda itu, tetapi ia telah membuatkan kandang yang aman dan nyaman untuk kuda itu. Ini belum cukup.
Jika Anda berdiri di dekatnya dan mendengarkan, Anda akan mendengar suara bel. Itu berasal dari kuda yang satunya lagi. Melekat pada kalung kuda, sebuah lonceng kecil berwarna tembaga. Ini memungkinkan temannya yang buta tahu di mana kuda lain berada, sehingga ia bisa mengikuti kuda itu.
Ketika kita berdiri melihat kedua ekor kuda itu, kita akan melihat kuda yang buta selalu mengikuti kuda yang satunya lagi dengan mendengarkan suara lonceng kecil. Kuda buta itu percaya bahwa temannya tidak akan menyesatkannya.
Ketika mereka akan kembali ke kandang setiap malamnya, kuda yang sehat itu akan berhenti sesekali untuk melihat ke belakang, memastikan temannya yang buta tidak terlalu jauh di belakangnya.
Seperti halnya pemiliki kedua kuda itu, Tuhan pun tidak akan membuang kita hanya karena kita tidak sempurna. Atau karena kita memiliki masalah dan tantangan yang besar. Dia selalu mengawasi kita bahkan membawa orang lain ke dalam hidup kita untuk membantu ketika kita membutuhkan bantuan.
Kadang-kadang kita seperti kuda buta, yang perlu dibantu oleh suara lonceng kecil yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita. Di lain waktu, kita seperti kuda yang satunya lagi, yang membantu orang lain untuk menemukan jalan keluar bagi mereka.
Kisah Seruling Serigala
Ada sekawanan domba yang sedang merumput di padang rumput. Seekor serigala diam-diam mencuri seekor anak domba. Anak domba itu berusaha keras melarikan diri tetapi tidak bisa. Ketika serigala hendak menerkam anak domba itu, timbullah ide dalam benak anak domba itu.
Anak domba itu memohon, "Oh serigala, saya tahu saya sekarang akan mati. Apakah engkau cukup baik untuk memenuhi keinginan terakhir saya?"
Serigala bertanya, "Apa keinginan terakhirmu?"
Anak domba itu menjawab, "Saya menyukai musik. Sebelum saya mati, saya ingin mendengar engkau bermain seruling."
Serigala setuju dan memainkan suling.
Ketika serigala berhenti, domba berkata, "Oh! Musik yang indah! Apakah engkau mau memainkan sedikit lebih keras? Engkau bermain jauh lebih baik daripada gembalaku."
Serigala merasa senang dengan sanjungan dan mulai memainkan suling dengan lebih keras. Dalam waktu yang tidak lama, gembala dan anjing-anjing yang sedang mencari anak domba yang hilang itu, mendengar suara seruling. Segera mereka datang berlarian dan menangkap serigala. Anak domba itu pun bahagia bisa lepas dari maut, ia pun kembali ke kawanan domba.
Jika ada kemauan di situ ada jalan.
Sumber :
http://intisarionline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar